Pelatihan Eco Printing sebagai Media Pembelajaran Kreativitas Ramah Lingkungan di TK Negeri Assyifa
BALANGAN – Pelatihan eco printing di TK Negeri Assyifa, Desa Tebing Tinggi, yang dilaksanakan pada 26 Oktober 2024. Kegiatan ini merupakan wujud nyata dari implementasi pengabdian kepada masyarakat berbasis service learning. Pendekatan ini mengintegrasikan pembelajaran akademik dengan pengabdian kepada masyarakat, menciptakan solusi nyata yang tidak hanya mendidik tetapi juga berdampak langsung bagi komunitas. Program ini bertujuan untuk memperkenalkan seni ecoprint sebagai media pembelajaran kreatif yang ramah lingkungan, sekaligus memberikan wawasan dan keterampilan kepada anak-anak usia dini tentang pentingnya menjaga lingkungan melalui kreativitas.
Kegiatan ini melibatkan mahasiswa semester 7 Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) UIN Antasari Banjarmasin, yakni Radiana Rosada dan Nur Aulia, di bawah bimbingan Ibu Dyah Ageng Pramesty K., M.Pd. Dengan pendekatan kolaboratif, kegiatan ini dimulai dari identifikasi kebutuhan komunitas melalui observasi dan diskusi dengan pihak sekolah. Hasilnya menunjukkan bahwa TK Negeri Assyifa memerlukan program kreatif yang tidak hanya menyenangkan tetapi juga mengedukasi siswa tentang lingkungan. Seni ecoprint dipilih karena tekniknya yang sederhana, melibatkan bahan-bahan alami seperti daun pepaya dan batu sungai, sehingga cocok untuk anak-anak usia dini.
Pelaksanaan kegiatan berlangsung dengan alur terencana. Pertama, peserta diperkenalkan pada bahan alami yang digunakan dalam ecoprint. Kemudian, anak-anak belajar mencetak pola pada kain dengan menumbuk daun secara langsung, sebuah metode yang mengasah motorik halus sekaligus memperkenalkan proses kreatif berbasis eksplorasi. Setelah itu, anak-anak mengamati hasil karya mereka dalam sesi refleksi, sebuah momen di mana mereka dapat bangga dengan karya ciptaan sendiri. Kegiatan yang berlangsung dari pukul 10.00 hingga 12.00 ini diikuti oleh anak kelompok A dan B dengan bimbingan aktif para guru, menciptakan suasana kolaboratif yang menyenangkan.
Antusiasme anak terlihat jelas selama kegiatan. Anak-anak dengan gembira mencoba setiap tahapan ecoprint, mulai dari memilih daun hingga melihat pola yang tercetak di kain. Salah satu anak bahkan berkomentar, “Daunnya ditumbuk, ada warnanya jadinya di kainnya! Seru banget bisa lihat hasilnya.” Guru-guru yang hadir juga terlibat aktif, mendampingi anak sekaligus mempelajari teknik ecoprint untuk diadaptasi dalam kegiatan belajar mengajar. Salah seorang guru menyatakan, “Ini adalah kali pertama kegiatan ecoprint diadakan di sekolah kami. Anak-anak sangat senang, dan kami melihat kegiatan ini sebagai langkah baik untuk memperkenalkan pentingnya kreativitas ramah lingkungan sejak dini.”
Pelatihan ini juga memberikan pengalaman berharga bagi mahasiswa. Radiana Rosada, salah satu fasilitator, menyampaikan bahwa kegiatan ini tidak hanya melatih keterampilan anak tetapi juga memperkuat pemahaman masyarakat tentang pentingnya memanfaatkan alam secara bijak. “Kami sangat senang melihat anak-anak begitu antusias. Harapannya, kegiatan ini tidak hanya menginspirasi mereka tetapi juga menjadi awal dari kebiasaan kreatif yang tetap menghormati lingkungan,” ujar Radiana.
Setelah pelatihan, tim pelaksana bersama pihak sekolah dan dosen pembimbing melakukan refleksi untuk mengevaluasi keberhasilan program. Masukan dari guru dan pengamatan langsung menjadi bahan penting untuk menyempurnakan kegiatan serupa di masa depan. Dengan pendekatan service learning, keberlanjutan program menjadi prioritas utama. Guru-guru diharapkan dapat mengadopsi metode ecoprint dalam kurikulum, sementara dokumentasi program ini akan disebarluaskan sebagai inspirasi bagi komunitas lain.
Ibu Dyah Ageng Pramesty K., M.Pd., yang terlibat aktif dalam kegiatan ini, mengapresiasi pelatihan ecoprint sebagai bukti nyata manfaat kolaborasi antara pendidikan tinggi dan masyarakat. “Kegiatan seperti ini menunjukkan bagaimana mahasiswa tidak hanya belajar secara akademik, tetapi juga mampu menciptakan dampak nyata di masyarakat. Seni ecoprint menjadi media pembelajaran yang tidak hanya melatih keterampilan tetapi juga menanamkan nilai cinta lingkungan,” jelasnya.
Pelatihan eco printing di TK Negeri Assyifa membuktikan bahwa service learning adalah pendekatan efektif untuk mengintegrasikan teori dan praktik. Selain memberikan manfaat langsung bagi anak, guru, dan komunitas, kegiatan ini juga mempererat hubungan antara institusi pendidikan dan masyarakat. Dengan antusiasme yang tinggi dari semua pihak, diharapkan program ini dapat berkembang menjadi inspirasi bagi kegiatan serupa di masa mendatang, membawa pesan bahwa kreativitas dan keberlanjutan dapat berjalan seiring untuk menciptakan masa depan yang lebih baik.
Penulis: Dyah Ageng Pramesty Koenarso, M. Pd.
Penyunting: Admin
You may also like
